Haid atau
menstruasi merupakan hal yang rutin dialami oleh semua wanita. Meski begitu, banyak
wanita yang menganggap sebagai hal yang menyebalkan karena mendatangkan nyeri
haid berupa kram perut, kaki lemas, hingga punggung pegal. Istilah nyeri
saat menstruasi tersebut dalam dunia medis disebut dengan disminore. Sebanyak
90 % disminorea dialami oleh remaja dan tingkat keparahannya akan menurun
seiring pengunaan obat kontrasepsi dan saat telah hamil. Gejala tidak nyaman
ini disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin, vasopresin dan, leukotrien di dalam darah yang merangsang terjadinya kontraksi (rasa
seperti diremas-remas) untuk meluruhkan lapisan rahim sehingga timbul kram.
Perlu diketahui bahwa terdapat 2
jenis disminore, yaitu disminore primer dan disminore sekunder. Disminorea primer
dapat menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah
dan biasa disertai dengan kram perut. Gejala
lain yang dapat dirasakan adalah mual, muntah,
letih, mudah marah, pusing, diare dan sakit kepala. Gejala biasanya timbul
beberapa jam sebelum terjadinya haid/menstruasi dan akan berkurang dalam 48 jam
(2 hari) hinggan 72 jam (3 hari).
Ada beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Terapi non obat dapat dilakukan
untuk meringankan gejala dismenore :
- Kompres perut bagian bawah
dengan botol berisi air panas atau bantalan panas guna membantu meredakan
nyeri.
- Berolahraga secara
teratur/rutin. Olah raga seperti aerobic dapat membantu mengatasi nyeri
haid karena menyebabkan pelepasan hormone endorphin yang merupakan hormon
alami tubuh untuk meredakan nyeri.
- Meningkatkan konsumsi ikan yang
kaya omega-3 (cth: tuna, salmon, mackerel, sarden) atau minyak ikan
- Pada saat berbaring,
tinggikan posisi panggul hingga melebihi posisi bahu dan istirahat yang
cukup untuk membantu meredakan gejala dismenore
Obat-obat yang bisa dibeli
tanpa resep dokter untuk meringankan gejala dismenore :
- Antiinflamasi Non Steroid
(AINS) Non Salisilat seperti Ibuprofen dan Naproxen Sodium merupakan obat pilihan
pada dismenore. AINS Non Salisilat dapat meredakan gejala dismenore sedang
sampai berat. Dosis untuk dewasa : 1-2 tablet 200 mg setiap 4-6 jam
(maksimal 1200 mg sehari) diminum bersama atau segera setelah makan.
- Aspirin. Dosis untuk
dewasa : 1-2 tablet 500 mg setiap 4-6 jam (maksimal 4000 mg sehari)
diminum bersama atau segera setelah makan. Hindari aspirin pada remaja
dibawah umur 18 tahun karena dapat menyebabkan sindrom reye
- Paracetamol. Dosis
untuk dewasa : 1-2 tablet 500 mg setiap 4-6 jam (maksimal 4000 mg sehari)
dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
Disminore sekunder merupakan haid yang berlebihan atau lebih
parah dari disminore primer, maka perlu segera ditangani oleh dokter. Adapun tanda
disminore sekunder adalah
- Jika gejala dismenore tidak membaik dalam 48 jam (2 hari)
- Pada usia > 25 tahun dismenore terjadi bukan akan atau
saat menstruasi/haid
- Riwayat penyakit inflamasi pelvis (pelvic inflammatory
disease atau PID), kemandulan, siklus menstruasi yang tidak teratur,
endometriosis, dan kista ovarium.
- Penggunaan kontrasepsi intrauterine device (IUD) dan Alergi
aspirin atau AINS
- Menggunakan warfarin, heparin, atau litium.
- Menderita penyakit seperti maag, tukak peptik, dan
gastro esophageal reflux disease (GERD) dan pendarahan
REFERENSI
Anonim, 2011, ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia,
Vol. 46, 16, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Anonim, 2011, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi,
Edisi 11, 77-79, 126-151, PT Medidata Indonesia, Jakarta.
Berardi, R.R., Ferreri, S.P.,
Hume A.L., Kroon, L.A., Newton, G.D., 2009, Handbook of Nonprescription
Drugs : An Interactive Approach to Self Care, Sixteenth Ed, 138-144,
American Pharmacist Association, USA.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L.,
Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008,Pharmacotherapy : A
Pathophysiologic Approach, Seventh Ed,. 1338-1340, Mc Graw Hill, USA.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar