Minggu, 29 April 2018

Nyeri saat Menstruasi? itu DISMINORE


            Haid atau menstruasi merupakan hal yang rutin dialami oleh semua wanita. Meski begitu, banyak wanita yang menganggap sebagai hal yang menyebalkan karena mendatangkan nyeri haid berupa kram perut, kaki lemas, hingga punggung pegal. Istilah nyeri saat menstruasi tersebut dalam dunia medis disebut dengan disminore. Sebanyak 90 % disminorea dialami oleh remaja dan tingkat keparahannya akan menurun seiring pengunaan obat kontrasepsi dan saat telah hamil. Gejala tidak nyaman ini disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin, vasopresin dan, leukotrien di dalam darah  yang merangsang terjadinya kontraksi (rasa seperti diremas-remas) untuk meluruhkan lapisan rahim sehingga timbul kram.
            Perlu diketahui bahwa terdapat 2 jenis disminore, yaitu disminore primer dan disminore sekunder. Disminorea primer dapat menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah dan biasa disertai dengan kram perut. Gejala lain yang dapat dirasakan adalah mual, muntah, letih, mudah marah, pusing, diare dan sakit kepala. Gejala biasanya timbul beberapa jam sebelum terjadinya haid/menstruasi dan akan berkurang dalam 48 jam (2 hari) hinggan 72 jam (3 hari).  
 Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Terapi non obat dapat dilakukan untuk meringankan gejala dismenore :
  • Kompres perut bagian bawah dengan botol berisi air panas atau bantalan panas guna membantu meredakan nyeri.
  • Berolahraga secara teratur/rutin. Olah raga seperti aerobic dapat membantu mengatasi nyeri haid karena menyebabkan pelepasan hormone endorphin yang merupakan hormon alami tubuh untuk meredakan nyeri.
  • Meningkatkan konsumsi ikan yang kaya omega-3 (cth: tuna, salmon, mackerel, sarden) atau minyak ikan
  • Pada saat berbaring, tinggikan posisi panggul hingga melebihi posisi bahu dan istirahat yang cukup untuk membantu meredakan gejala dismenore
Obat-obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter untuk meringankan gejala dismenore :
  • Antiinflamasi Non Steroid (AINS) Non Salisilat seperti Ibuprofen dan Naproxen Sodium merupakan obat pilihan pada dismenore. AINS Non Salisilat dapat meredakan gejala dismenore sedang sampai berat. Dosis untuk dewasa : 1-2 tablet 200 mg setiap 4-6 jam (maksimal 1200 mg sehari) diminum bersama atau segera setelah makan.
  • Aspirin. Dosis untuk dewasa : 1-2 tablet 500 mg setiap 4-6 jam (maksimal 4000 mg sehari) diminum bersama atau segera setelah makan. Hindari aspirin pada remaja dibawah umur 18 tahun karena dapat menyebabkan sindrom reye
  • Paracetamol. Dosis untuk dewasa : 1-2 tablet 500 mg setiap 4-6 jam (maksimal 4000 mg sehari) dapat diminum dengan atau tanpa makanan. 
Disminore sekunder merupakan haid yang berlebihan atau lebih parah dari disminore primer, maka perlu segera ditangani oleh dokter. Adapun tanda disminore sekunder adalah
  • Jika gejala dismenore tidak membaik dalam 48 jam (2 hari)
  • Pada usia > 25 tahun dismenore terjadi bukan akan atau saat menstruasi/haid
  • Riwayat penyakit inflamasi pelvis (pelvic inflammatory disease atau PID), kemandulan, siklus menstruasi yang tidak teratur, endometriosis, dan kista ovarium.
  • Penggunaan kontrasepsi intrauterine device (IUD) dan Alergi aspirin atau AINS
  • Menggunakan warfarin, heparin, atau litium.
  •  Menderita penyakit seperti maag, tukak peptik, dan gastro esophageal reflux disease (GERD) dan pendarahan
REFERENSI
Anonim, 2011, ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 46, 16, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Anonim, 2011, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11, 77-79, 126-151, PT Medidata Indonesia, Jakarta.
Berardi, R.R., Ferreri, S.P., Hume A.L., Kroon, L.A., Newton, G.D., 2009, Handbook of Nonprescription Drugs : An Interactive Approach to Self Care, Sixteenth Ed, 138-144, American Pharmacist Association, USA.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008,Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Seventh Ed,.  1338-1340, Mc Graw Hill, USA.